DOA & ADAB MAKAN

08/04/2010 04:37

 

“Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
(Al Baqarah,2 : 60)

 

Hadist riwayat Umar bin Abu Salamah ra., ia berkata:
Ketika aku dalam asuhan Rasulullah saw., pada saat makan tanganku terjulur hendak menjangkau talam lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Hai anak muda! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang terdekat darimu

Doa dan Adab sebelum Makan 
Makan adalah kebutuhan hidup makhluk hidup. Manusia makan untuk melaksanakan perintah Allah sekaligus untuk kekuatan badan dalam menjalani kehidupan ini dan untuk beribadah kepada Allah. Namun makan juga mempunyai aturan-aturan. Manusia makan jangan seperti binatang. Binatang makan tidak menggunakan adab-adab. Bagi orang beriman, adab dalam makan adalah sangat penting.

Do’a sebelum makan
Apabila akan memulai makan maka bacalah :


بسم الله

“Bismillaah..”

“Dengan menyebut nama Allah..” (H.R. Bukhari-Muslim)

Jika kelupaan dan keburu makan, maka bacalah :


. بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

“Bismillaahi fii awwalihi wa akhirihi..”

“Dengan menyebut nama Allah, di permulaan dan diakhirnya.” (H.R. Abu Daud)
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda [199]: “Barangsiapa yang diberi rezeki oleh Allah berupa makanan, hendaklah membaca:


. اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ

“Allahumma baariklanaa fiihi wa ath’imnaa khairan minhu..”

“Ya Allah! berilah kami berkah dengan makan itu dan berilah makanan yang lebih baik.”( HR. At-Tirmidzi)
Apabila diberi rezeki berupa minuman susu, hendaklah membaca:


. اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَزِدْنَا مِنْهُ

“Allahumma baariklanaa fiihi wa zidnaa minhu..”

Doa tamu kepada orang yang menghidangkan makanan


. اَللَّهُمَّبَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْوَارْحَمْهُمْ،

“Allahumma baariklahum fiimaa razaqtahum, waghfirlahum warhamhum..”

“Ya Allah! Berilah berkah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka, ampunilah dan belas kasihanilah mereka.” (HR. Muslim)

Adab sebelum makan 
1. Sebelum makan dianjurkan mencuci tangan terlebih dahulu hingga bersih
2. Usahakan makan dengan berjamaah
3. Dianjurkan bersedekah dulu sebelum makan
4. Ketika makan selalu melihat kepentingan orang lain
5. Pada saat makan menggunakan tangan kanan dan tidak dengan tangan kiri.
6. Jangan lupa membaca do’a mau makan.
7. Tidak makan jangan sambil berdiri, berjalan-jalan atau sambil tidur-tiduran.
8. Ambillah makanan secukupnya dan niatkan untuk dihabiskan,dan jangan suka menyisakan makanan.
9. Jangan lupa berbagi makanan kepada teman
10. Sebaiknya selalu menyukai makanan yang telah dihalalkan dan akan baik bagi tubuh.
11. Jika tidak menyukai makanan tertentu, lebih baik disimpan saja
12. Tidak boleh menghina atau mencela makanan. Jika makanan sudah dicela, maka makanan itu jangan dimakan lagi.
13. Disunnahkan makan dengan jari-jari tangan, dimulai dengan tiga jari
14. Tidak boleh berlebihan ketika makan, termasuk menu yang terlalu banyak.
Firman Allah :


وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“wa kuluu wasyrabuu walaa tusrifuu innahu laa yuhibbul musrifiin..”

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-A’raf, 7 : 31)
15. Sebaiknya makan ketika lapar dan tidak makan terlalu kenyang.
16. Jangan sekali-kali makan makanan yang haram atau syubhat (meragukan)
17. Hindari makan makanan yang akan membawa penyakit
18. Tidak makan di sembarang tempat, usahakan yang tertutup
19. Setelah makan usahakan menggosok gigi
20. Tidak meninggalkan makanan di sembarang tempat

aRtikelteRkait:

  • [DOA] mOhOn dijadikan hamba yang beRsyukuR :: DOWNLOAD, 197kB
  • [HOTD] beRtamu :: DOWNLOAD, 39kB
  • Links:
    [adab-adab makan seORang muslim (1)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-1.html

    • Tiga adab makan: [1]. Membaca Basmallah; Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim. Apabila kita baru teringat kalau belum mengucapkan bismillah sesudah kita memulai makan, maka hendaknya kita mengucapkan bacaan “bismillahi awalahu wa akhirahu”. [2]. Makan dan minum menggunakan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri; jika memang terdapat alasan yang bisa dibenarkan yang menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati makanan dengan tangan kanannya karena suatu penyakit atau sebab lain, maka diperbolehkan makan dengan menggunakan tangan kiri. [3]. Memakan makanan yang berada di dekat kita; Ibnu Abdil Bar mengatakan “Jika dalam satu jamuan ada dua jenis atau beberapa macam lauk, atau jenis makanan yang lain, maka diperbolehkan untuk mengambil makanan yang tidak berada di dekat kita. Apabila hal tersebut dimaksudkan untuk memilih makanan yang dikehendaki.”
    • Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal.
    • Apabila selesai makan Nabi berdoa: Allahumma Ath’amta wa Asqaita wa Aqnaita wa Ahyaita falillahil hamdu ala ma A’thaita yang artinya, “Ya Allah engkaulah yang memberi makan memberi minum, memberi berbagai barang kebutuhan, memberi petunjuk dan menghidupkan. Maka hanya untukmu segala puji atas segala yang kau beri.”

    [adab-adab makan seORang muslim (2)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-2.html

    • Anjuran makan dari pinggir piring; Diriwayatkan dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi bersabda, “Jika kalian makan, maka janganlah makan dari bagian tengah piring, akan tetapi hendaknya makan dari pinggir piring. Karena keberkahan makanan itu turun dibagian tengah makanan.” (HR Abu Dawud no. 3772, Ahmad, 2435, Ibnu Majah, 3277 dan Tirmidzi, 1805. Imam Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.”).
    • Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan; Imam Baihaqi mengatakan, “Hadits tentang cuci tangan sesudah makan adalah hadits yang berstatus hasan, tidak terdapat hadits yang shahih tentang cuci tangan sebelum makan.” (Adabus Syar’iyyah, 3/212). Ibnu Muflih mengisyaratkan, bahwa cuci tangan sebelum makan itu tetap dianjurkan, dan ini merupakan pendapat beberapa ulama. Dalam hal ini ada kelapangan. Artinya jika dirasa perlu cuci tangan, jika dirasa tidak perlu tidak mengapa. Mengenai cuci tangan sesudah makan, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih bau daging kambing dan belum dicuci, lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Ahmad, no. 7515, Abu Dawud, 3852 dan lain-lain, hadits ini dishahihkan oleh al-Albani).
    • Keadaan junub hendak makan; Jika kita dalam kondisi junub dan hendak makan, maka dianjurkan berwudhu terlebih dahulu.
    • Tidak duduk sambil bersandar; Makan sambil bersandar dimakruhkan dikarenakan hal tersebut merupakan duduknya orang yang hendak makan dengan lahap.
    • Tidak tengkurap; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua jenis makanan: yaitu duduk dalam jamuan makan yang menyuguhkan minum-minuman keras dan makan sambil tengkurap.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah).

    [adab-adab makan seORang muslim (3)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-3.html

    • Segera makan ketika makanan sudah siap; Dari Aisyah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sah shalat saat makanan sudah disajikan dan pada saat menahan buang air besar dn buang air kecil.” (HR. Muslim).
    • Makan dengan tiga jari dan Menjilati jari dan sisa makanan; Dari Ka’ab bin Malik dari bapaknya beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu makan dengan menggunakan tiga jari (yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan jempol) dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim)

    [adab-adab makan seORang muslim (4)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-4.html

    • Mengambil makanan yang jatuh; Syaikh Muhammad Ibnu Shaleh al-Utsaimin mengatakan, “Jika ada makanan yang jatuh maka jangan dibiarkan akan tetapi diambil, jika pada makanan tersebut ada kotoran maka dibersihkan dan kotorannya tidak perlu dimakan karena kita tidaklah dipaksa untuk memakan sesuatu yang tidak kita sukai. Oleh karena itu kotoran yang melekat pada makanan tersebut kita bersihkan baik kotorannya berupa serpihan kayu, debu atau semacamnya. setelah kotoran tersebut dibersihkan hendaklah kita makan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan janganlah makanan tersebut dibiarkan untuk setan” karena setan selalu bersama manusia.
    • Tidak mengambil makanan lebih dari satu; Larangan ini berlaku pada saat makan bersama tidak pada saat sendirian. Jika makanan tersebut adalah bukan milik salah satu di antara mereka atau milik salah satu di antara orang yang makan bersama, maka hanya disyaratkan adanya kerelaan dari yang memiliki makanan. Jika ada yang mengambil makanan lebih dari satu tanpa kerelaan dari pemilik makanan, maka hukumnya haram. orang yang hendak mengambil lebih dari satu. Dalam hal ini dianjurkan untuk meminta izin kepada orang-orang yang menemaninya makan. Meskipun hal ini tidak diwajibkan.

    [adab-adab makan seORang muslim (5)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-adab-makan-seorang-muslim-5.html

    • Tidak mencela makanan; Mencela makanan adalah ketika seseorang menikmati hidangan yang disajikan lalu ia mengomentari makanan tersebut dengan mengucapkan terlalu asin, kurang asin, lembek, terlalu keras, tidak matang dan lain sebagainya. Dari Abu Hurairah r.a beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai satu makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064).
    • Menyantap sesudah makanan dingin; Dalam Zaadul Ma’ad 4/223 Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyantap makanan dalam keadaan masih panas.”

    [adab-adab makan seORang muslim (6)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-adab-makan-seorang-muslim-6.html

    • Makan dan minum sambil berdiri; Berdasarkan beberapa hadist terkait, ada Ulama yang berkesimpulan bahwa minum sambil berdiri itu diperbolehkan meskipun yang lebih baik adalah minum sambil duduk. Hadis lain yang berkaitan dengan makan/minum sambil berdiri adalah: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum sambil berdiri. Qotadah lantas bertanya kepada Anas, “Bagaimana dengan makan sambil berdiri?” “Itu lebih jelek dan lebih kotor” kata Anas. (HR. Muslim no. 2024).
    • Larangan bernafas dan meniup air minum; Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah mengambil nafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263).
    • Anjuran bernafas sebanyak tiga kali; Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.” Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
    • Dimakruhkan minum dari mulut ceret, teko dan lain-lain. Dari Abu Hurairah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum dari mulut ghirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya) (HR Bukhari no. 5627).
    • Penyuguh itu terakhir minum; Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Sesungguhnya orang yang menyuguhkan minuman kepada sekelompok orang adalah orang yang minum terakhir kali.” (HR Muslim no. 281).
    • Anjuran makan sambil bicara; Dalam al-Adzkar, Imam Nawawi mengatakan, “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadits yang dibawakan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam sub “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang shalih dalam makanan.” (al-Adzkar hal 602, edisi terjemah cet. Sinar baru Algen Sindo).

    [adab-adab makan seORang muslim (7)]
    https://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-adab-makan-seorang-muslim-7.html

    • Anjuran makan bersama pada satu piring; Di antara etika makan yang diajarkan oleh Nabi adalah anjuran makan bersama-sama pada satu piring. Sesungguhnya hal ini merupakan sebab turunnya keberkahan pada makanan tersebut. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah orang yang makan maka keberkahan juga akan semakin bertambah. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau menyatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang.” (HR Muslim no 2059).
    • Makruhnya makan dalam porsi terlalu banyak atau sedikit; Dari Miqdam bin Ma’di Karib beliau menegaskan bahwasanya beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Ibnu Majah no. 2720).
    • Larangan menghadiri jamuan yang menyediakan khamr; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menghadiri perjamuan yang mengedarkan khamr.” (HR. Ahmad no. 14241).
    • Anjuran makan berjamaah; Ibn Katsir menyatakan, Seorang boleh makan dengan cara sendiri-sendiri atau bersama beberapa orang dalam satu wadah makanan meski makan dengan cara yang kedua itu lebih berkah dan lebih utama. Di antara kiat menjaga keharmonisan hubungan suami istri adalah makan bersama dari satu wadah.

    [adaabuth-tha’am (adab makan)]
    https://yahyaayyash.wordpress.com/2008/05/27/adaabuth-thaam-adab-makan/

    • Hukum minum sambil berdiri; Jumhuur ulama (kebanyakan ulama) menyatakan bahwa minum sambil berdiri itu dibolehkan dengan berdalih dengan hadist Ali r.a yang minum sambil berdiri. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa ada sebagian ulama yang tidak memperbolehkan minum sambil berdiri dengan berdalih hadist dari anas dan abu hurairah. Ulama sepakat bahwa meninggalkan minum sambil berdiri merupakan sesuatu yang lebih utama.
    • Giliran Minum; Dari Isma’il dari Malik dari Ibnu Syihab dari anas bin malik r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah diberi susu yang pernah dicampur dengan ari, disamping kanannya ada orang Arab a’raby dan di samping kirinya ada Abu Bakar. Nabi pun meminumnya,lalu memberikan ke orang a’raby seraya bersabda:”( gilirannya) dari kanan terus kekanan.”
    • Makanlah dengan tangan kanan; Hal ini termasuk sunnah Rasulullah. Diriwayatkan juga bahwa syaitan membiasakan makan dengan tangan kiri. Akankah kita seperti syaitan dalam hal makan ?
    • Menjilat Jemari; Dari jabir r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan untuk menjilat jemari dan piring seraya bersabda:”sesungguhnya kalian tidak tahu keberkahan ada pada makanan yang mana.” (HR.Muslim)
    • Makan seperlunya; Sifat seorang mukmin akan hilang dan berganti menjadi kafir jika dia makan terlalu banyak. Kenapa? Karena seorang mukmin itu tidak rakus dan tidak terlalu rakus dalam hal makanan, dan makanan dan minumannya selalu mendapat berkah, sehingga ia akan merasa kenyang dengan makan dan minum sedikit. Orang kafir? Ia sangat rakus dan tamak dalam hal makanan sampai Rasulullah pun membandingkannya dengan tujuh usus sebagai gambaran.
    • Bernafas ketika minum serta meniupnya; Dari ibnu Abbas r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:” melarang bernafas dalam wadah (minuman) atau meniupnya.” (HR.Tirmidzi)
    • Tidak Makan sambil Berbaring; Dari Abu Juhaifah, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:” sesungguhnya saya tidak pernah makan sambil muttaki ( berbaring ).” (HR.Bukhari)
    • Tidak Mencela Makanan; Dari Abu hurairah r.a, berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan sekali pun , jika beliau menginginkannya beliau pun makan, jika beliau tidak suka beliau pun meninggalkannya.” (HR.Bukhari)

    [adab makan]
    https://hawanoors.multiply.com/journal/item/14

    • Adab Makan: [1]. Berdoa, sebelum dan sesudah makan. [2]. Makan dengan tangan kanan. [3]. Makan makanan yang terdekat. [4]. Dinginkanlah makanan.[5]. Rasulullah Saw melarang orang meniup-niup makanan atau minuman. [6].Disunnahkan menjilati jari-jari dan talam serta memakan suapan yang jatuh sesudah membersihkan kotoran yang mengenainya dan makruh membersihkan tangan sebelum dijilati. [7]. merendahkan diri serta sifat duduknya. [8]. Tidak boleh mencela makanan. [9]. Makan ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. [10]. Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya. [11]. Mengontrol makanan yang dimakan. [12]. Larangan bagi orang yang makan bersama memakan sekaligus dua buah kurma dan sebagainya dalam satu suapan kecuali dengan seizin teman-temannya. [13]. Apabila diserukan untuk makan malam lalu terdengar suara azan oleh muazin maka dahulukan makan malam. [14]. Keutamaan saling membantu dalam makanan sedikit. [15]. Boleh sebagian orang yang menghadapi hidangan mempersilakan sebagian yang lain meskipun mereka semua sebagai tamu kalau memang pemilik makanan tidak berkeberatan. [16]. mencuci tangan dengan bersih sesudah makan. [17]. Makan makanan yang halal.

    [Adab-adab makan]
    https://muslimah.or.id/akhlaq/adab-adab-makan.html

    • Adab adab Harian Muslim, Ibnu Katsir: a. Memulai makan dengan mengucapkan Bismillah. b. Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah. c.Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan. d. Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya. e. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya. f. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin, hal ini berlaku pula pada minuman. Apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas, dan ketika minum hendaknya menjadikan tiga kali tegukan. g. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. h. Makan memulai dengan yang letaknya terdekat kecuali bila macamnya berbeda maka boleh mengambil yang jauh. i.Hendaknya memulai makan dan minuman dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilakan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. j. Ketika makan hendaknya tidak melihat teman yang lain agar tidak terkesan mengawasi.k. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan. l. Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka.

    Back

    Poll

    Do you like our website me ?

    Yes (142) 81%

    No (14) 8%

    Nothing (20) 11%

    Total votes: 176

    Search site

    =====****INDAHNYA BERBAGI****====